Selasa, 23 April 2013

Food Combining

Apa sih food combining itu? Orang yang baru denger mungkin berpikir ini adalah semacam pola diet ngurusin badan. Well, seengganya itu yg terlintas di pikiran saya pertama kali dulu. Kata-kata lain yang menyusul adalah, ribet, susah, impossible, dan mahal. Tapi, ternyata saya salah...

Saya akui food combining membutuhkan upaya dan tekad lebih besar daripada pola makan "ngasal" (yang dulu biasa saya jalanin), tapi yang pasti lebih menyenangkan daripada diet untuk ngurusin badan, dan terutama SEHAT.

Ilmu food combining (berikutnya akan saya sebut FC) yang nyangkut di otak saya adalah dari Mas Erik (via twitter @erikarlebang). Saya baca, masuk di akal saya, saya coba dan ngerasain manfaatnya... cukup bagi saya.

Jadi... Inilah penjelasan FC yang masuk di akal saya:

You are what you eat. Kalo bicara sehat, semua kembali pada apa yang kita konsumsi dan kapan. Untuk mencapai kondisi sehat, ph tubuh harus netral (baca: jauh dari kondisi asam). Tubuh kita membutuhkan enzim untuk mencerna segala makanan, dan kita bisa membantu tubuh kita dalam menjalankan fungsinya itu. Kerja sistem cerna kita ada jamnya. Saya akan mulai dari pukul 20.00-04.00. Pada periode itu kita stop makan, karena tubuh perlu mencerna segala makanan yg kita konsumsi sepanjang hari. Tubuh lagi kerja berat-beratnya, dan itulah sebabnya pada saat itu kita dikodratkan tidur dan istirahat. Dari jam 04.00-11.00, abis kerja berat tubuh capek. Kalo makan, tubuh masih capek. Makan apa yang bisa ngisi perut, tapi ga bikin capek? Jawabannya buah, kebalikan dari apa yang dipercayai dan ditakuti banyak orang. Buah segar memiliki enzim hidup. Logikanya, kita mencerna dengan enzim dalam tubuh. Jadi kalau kita makan buah yang sudah ada enzim hidupnya, tubuh kita hampir ga perlu mencernanya lagi karena dibantu enzim buah itu sendiri, enak kan... Makanya kalo abis sarapan buah, tubuh segar, perut kenyang; beda kalo abis sarapan nasi uduk, lontong, bubur ayam, pasti ngantuk berat... Itu karena tubuh yang lagi capek di pagi hari masih harus mencerna sarapan seberat itu..... Kebayang kan?

Maklum sih banyak yang masih ragu sarapan buah, apalagi yang punya maag, apalagi ngebayangin buah2an kayak jeruk, nanas, anggur, perihhhh....... Tapppiii, ternyata pemikiran itu lagi-lagi salah, karena segala buah apapun akan berubah menjadi basa di dalam tubuh. Saya, anak (dari umur 1 sampai skr 2 tahunan) dan suami udah coba berbagai macam buah untuk sarapan; anggur, pepaya, nanas, apel, jeruk, salak, pir, pisang, buah naga, kiwi, melon, mangga. Buah apapun ok kecuali duren, nangka dan cempedak, juga, hindari buah yang terlalu matang or mentah.

SELINGAN: Fakta mengenai buah -- gula buah (fruktosa) dapat merusak segala makanan lain yang masuk perut kita. Oleh karena itu, hindari makan buah dengan makanan lain karena dapat merusak dan membusukkan makanan di perut, menghasilkan kondisi asam tubuh.

Lanjut.... Periode berikutnya, jam 11.00-20.00 saat tubuh aktif dan siap menerima asupan makanan, yaitu lunch dan dinner, boleh selingan di antaranya. Untuk pelaku FC, makan besar (lunch/dinner) kita harus diperhatikan kombinasinya. Sederhananya, beginilah pemahaman saya:

- karbo dan/atau protein nabati + sayuran, atau

- protein hewani dan/atau protein nabati + sayuran

Jadi untuk setiap saat makan, putusin aja mau makan jenis karbo atau protein hewani. Soal sayuran dan protein nabati bebas untuk saat yang mana aja. Coba ya, saya kasih contoh menu FC saya kemarin:

- Pagi jam 8 makan buah: anggur + nanas + papaya
- Jam 11 makan Vegetarian Spaghetti
- Jam 2 siang ngopi di kantor :p --> sebenernya ga baek but well...
- Jam 7 malam Vegetarian Spaghetti (lagi)

Ga sempurna sih menu FC kemarin. Pertama, sayur di spaghetti saya kurang banyak, karena tukang sayur dateng kesiangan dan udah keburu masak. Kedua, ngopi harus dihindari karena bias membuat tubuh dehidrasi. Tapi untuk kompensasinya, saya minum 2 botol besar di kantor (untuk segelas kopi yang kita minum, harus ganti dengan 3 gelas air).

Pertanyaan yang sering muncul adalah: kenapa sih harus mengkombinasi makanan seperti itu? Sekali lagi, tujuan FC adalah untuk memahami tubuh kita sendiri dan membantu menjalankan fungsinya. Balik lagi ke enzim. Kalo kita makan karbo, enzim amilase keluar untuk mencernanya. Kalo makan protein, dicerna enzim protease. Dan kedua enzim tersebut tidak bisa bekerja pada saat yang bersamaan. Enzim yang satu akan berhenti bekerja saat enzim satunya keluar untuk mencerna. Akibatnya? Makanan yang kita makan gak tercerna dan terserap dengan baik, ujungnya memberatkan tubuh, membusuk di dalam, sehingga menciptakan kondisi asam pada tubuh. Itu intinya... kondisi asam di tubuh yang merupakan magnet penyakit.

Selain itu, pertanyaan yang sering ditanyakan adalah: boleh gak makan buah sehabis makan besar? Bagaimana dengan orang yang diet hanya makan buah malam? Orang tipes gak boleh makan buah/sayur sama dokter, bener gak?

Jawabannya: gak  boleh, gak boleh, dan gak bener. Seperti yang udah dijelasin di atas, fruktosa buah akan merusak segala makanan yang kita makan sebelumnya. Jadi, gak ada gunanya makan buah di waktu yang salah, malah jelek. Pelaku FC juga udah mendapatkan asupan buah yang cukup di pagi hari. Kalo mau makan buah selain pagi hari gimana? Sesuai logika aja. Lunch/dinner dicerna tubuh sekitar 3-4 jam. Jadi kalo mau makan buah, setelah itu, saat perut sudah kosong lagi. Buah dicerna tubuh hanya 15 menitan, jadi setelah makan buah, tunggu 15 menit dan kita siap makan makanan lain. Mengenai buah untuk makan malam, pelaku FC gak mengenal yang namanya menghilangkan proper meal seperti makan siang atau makan malam, karena tubuh membutuhkannya. Kita gak mengenal dan membolehkan yang namanya kelaparan. Isn't it awesome? Finally, tentang tipes. Katanya kalo tipes harus makan bubur supaya pencernaan makan yang ringan-ringan aja. Tau gak? Bubur itu sangat memberatkan pencernaan loh. Pertama, karena sifatnya yang cair kita jadi ga mengunyahnya dengan baik, sehingga di dalam perut harus lebih keras mencernanya. Kedua, perihal enzim yang tentunya sudah mati akibat proses masak selama beberapa jam, sekali lagi menambah berat pencernaan. Again, kita butuh makanan yang ringan kan? Apalagi yang lebih ringan daripada makanan yang sudah punya enzim hidup di dalamnya sehingga tubuh kita gak usah terlalu capek mencernanya? Buah dan sayur. Isn't God wonderful? Segala kemudahan diberikanNya :)

Food Combining. Membaca teorinya yang sedemikian panjang mungkin terasa berat, sulit, ribet banget, tapi beda halnya kalo mencoba ngejalanin. Seperti yang saya bilang ke temen, "Don't just trust what you hear. Research!" Kalo bingung, gak percaya, kesulitan akan suatu hal, cari tahu aja, dan lakukan apa yang cocok untukmu. Dannn, terakhir, ngejalanin FC bukan berarti menjadi orang aneh yang serba pilah-pilih makanan, anti makanan "gak bener", cuma makan makanan sehat, or kasarnya, kayak kambing aja. Kalo Mas Erik bilang dia "ngasih" dua hari buat dirinya makan "ngasal", sisanya kencengin FC. Saya juga lagi berusaha ngejalanin "sebaik" dia, walau kadang "cheat" lebih dari 2 hari. Tapi yang penting adalah, know your food, when to eat it, and know every risk. Good day :)